Cara Bikin Film Aesthetic Cuma Pakai HP Kentang
Karena kadang, yang lo butuhin cuma hujan gerimis, hati yang patah, dan HP kentang
Semua orang bilang kamu butuh kamera mahal buat bikin film indah. Mereka salah. Karena keindahan bukan soal megapiksel, tapi cara kamu ngelihat kesedihan lewat lensa kecil yang lecet. Artikel ini bukan untuk pembuat film kaya. Ini untuk kamu—yang punya mimpi, HP kentang, dan playlist penuh lagu sedih yang gak bisa kamu skip. Mari kita mulai dari debu, dari noise, dari sesuatu yang belum sempurna.
Syuting saat golden hour (sekitar jam 5–6 sore). Cahaya matahari waktu itu lembut, hangat, dan bikin HP kentang kelihatan mahal.
Hindari siang bolong—karena HP kamu gak tahan sama cahaya terang. Nanti warnanya kayak sinetron Indosiar.
Syuting di dekat jendela, atau lampu neon kuning buat efek moody. Biar suasananya kayak mimpi buruk yang pelan-pelan berubah jadi puisi.
Gunakan rule of thirds: bayangin layar dibagi jadi 9 kotak. Taruh subjek di garis atau persimpangan kotak.
Sering-sering ambil close-up wajah, tangan, benda—semua yang bisa ngomong tanpa kata-kata.
Ambil gambar dari angle aneh: lewat kaca, pantulan air, celah pintu. Dunia jadi lebih misterius waktu dilihat dari sudut yang nyempil.
HP kentang mungkin gak stabil, tapi kamu bisa manfaatin itu. Tangan gemetar = hati gemetar.
Tapi kalo kamu mau stabil: pegang pakai dua tangan, tahan napas waktu ngambil shot.
Bisa juga sandarin HP ke tembok, kursi, atau botol air. Low budget, high impact.
Pakai CapCut atau VN app (gratis dan powerful banget).
Turunin saturasi, tambah grain, kasih filter seperti retro, film, sepia, atau dust effect. Tapi jangan berlebihan. Biarkan kesedihan tetap terasa manusia.
Tambah musik sendu atau bahkan suara hujan. Kadang suara yang pelan lebih keras dari teriakan.
Taruh subtitle puitis / melankolis / dreamy / sureal, makin halu makin nge-feel.
Bisa kamu tambahkan pakai fitur teks di CapCut/VN. Pilih font simpel: Helvetica atau serif tipis. Warna putih, latar transparan.
Justru itu yang bikin film kamu beda. Kayak ingatan buruk yang belum sembuh.
Wong Kar-wai suka blur. Kamu juga bisa. Lo bukan gagal, lo gritty.
Sekarang kamu udah punya segalanya: cahaya sore, tangan gemetar, dan potongan waktu yang kamu rekam diam-diam lewat lensa retak. Jangan malu sama HP kentangmu. Dunia butuh lebih banyak cerita dari orang-orang yang gak punya privilege, tapi punya perasaan. Film kamu gak harus bersih, asal jujur. Karena yang bikin orang nonton sampai akhir, bukan kejernihan gambar—tapi kedalaman luka.
Karena kadang, yang lo butuhin cuma hujan gerimis, hati yang patah, dan HP kentang
Bikin video kayak ngerokok di tengah hujan—lambat, sedih, tapi cantik
Bermula dari kampung, bermimpi ke Cannes